
Letkal Michele datang ke daerah Dalu-dalu untuk menaklukkan benteng tersebut, akhirnya benteng dapat dikuasainya, dan Tuanku Tambusai bersamaan dengan sebagian prajurit meninggal ke Negeri Sembilan Malaysia. Kegigihan dan ketangguhan perjuangan Tuanku Tambusai, Belanda memberikan gelar kepadanya ”De Padrische Tijger Van Rokan” berarti Harimau Padri dari Rokan.
Selain Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidin juga pernah menggunakan Benteng ini dalam melawan pemberontak di negeri ini. Sekarang Benteng ini sudah tidak melihatkan bentuk aslinya karena sudah hampir rusak. Pemerintah Rokan Hulu akan mengupayakan merenovasi situs sejarah ini.
Benteng Tujuh Lapis ini bertembok lumayan tebal, kokoh terdiri dari tujuh lapis, diperkuat dengan tanaman bambu berduri dan parit sedalam sepuluh meter. Benteng ini luasnya hampir sama dengan sebuah kampung. Dengan nilai perjuangan yang melekat pada benteng ini, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata budaya dan peninggalan sejarah perjuangan masyarakat Riau menentang penjajah.